HIDUP MATI KU HANYA UNTUK ISLAM
Kamis, 30 Desember 2010
Renungan Akhir Tahun
Di batas waktu kita bertafakur
Sudah berapa kali pergantian tahun dalam masa usia kita?
Adakah ia dilewati dengan ketaatan, atau penuh dengan catatan kemaksiatan?
Adakah ia dilewati dengan kesyukuran, atau malah kekufuran?
Banyak orang bereuphoria menyambut tahun baru?
Tidakkah kita menyadari, itu artinya waktu hidup kita semakin berkurang?
Berbanding luruskah pergantian tahun dengan amal dan taubat kita?
Atau kita malah menjalani tanpa rasa beban sedikitipun
Haram halal dilibas
Benar salah digilas
Yang ada hanya bagaimana menghabiskan waktu demi kepentingan nafsu dan syahwat dunia
Rabu, 22 Desember 2010
Wanita Dicipta Untuk Dilindungi
Allah SWT tidak menciptakan wanita dari kepala laki-laki untuk dijadikan atasannya. Tidak juga Allah SWT ciptakan wanita dari kaki laki-laki untuk dijadikan bawahannya. Tetapi Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan lenganya untuk dilindunginya, dan dekat dengan hatinya untuk dicintainya.
Allah tidak menciptakan wanita sebagai komplementer atau sebagai barang substitusi apalagi sekedar objek buat laki-laki. Tetapi Allah menciptakan wanita sebagai teman yang mendampingi hidup Adam tatkala kesepian di surga. Juga Allah ciptakan wanita sebagai pasangan hidup laki-laki yang akan menyempurnakan hidupnya sekaligus sebab lahirnya generasi, disamping tunduk dan beribadah kepada Allah tentunya.
Sabtu, 11 Desember 2010
AIRMATA RASULULLAH SAW...
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Minggu, 05 Desember 2010
Hakikat Cinta
Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
Hikam: "Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita.
Jumat, 19 November 2010
Ada Apa dengan kita ???
Saudaraku, saat mobil mewah dan mulus yang kita miliki tergores, goresannya bagai menyayat hati kita. Saat kita kehilangan handphone di tengah jalan, separuh tubuh ini seperti hilang bersama barang kebanggaan kita tersebut. Saat orang mengambil secara paksa uang kita, seolah terampas semua harapan.
Tetapi saudaraku, tak sedikitpun keresahan dalam hati saat kita melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah, kita masih merasa tenang meski terlalu sering melalaikan sholat, kita masih berdiri tegak dan sombong meski tak sedikitpun infak dan shodaqoh tersisihkan dari harta kita, meski disekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Rabu, 17 November 2010
Perjalanan Hidup Manusia
Manusia hidup dengan jalan hidupnya masing-masing. Ada yang kuliah, ada yang kerja, bahkan ada pula yang pengangguran. Ada yang kaya, ada yang sederhana, bahkan tidak sedikit pula mereka yang miskin. Jalan hidup memang merupakan kapasitas dan kadar kemampuan dari seorang hamba yang telah Allah berikan untuknya. Orang kaya di uji dengan kekayaannya, dan orang miskin di uji dengan kemiskinannya. Dengan segala perbedaan ujian itu, dapat dipastikan bahwa kapasitas dan kadar kemampuan seorang hamba pun juga berbeda-beda.
Banyak yang mengira bahwa menjadi kaya itu pasti menyenangkan. Tapi tak sedikit pula orang yang hartanya berlimpah justru kecemasannya berlebih dari orang yang kurang mampu. Cemas akan hartanya yang takut kehilangan, cemas akan kenikmatan duniawi yang dapat membuatnya lalai akan adanya Allah, dan cemas apabila dia mati nanti, dia akan meninggalkan hartanya yang tidak sedikit jumlahnya. Kecemasan-kecemasan seperti itulah yang akhirnya membuat banyak orang kaya menjadi stress.
Banyak, atau mungkin hampir semua orang yang kurang mampu, berharap bisa menjadi orang kaya. Bisa kerja, kuliah, mempunyai hand phone terbaru, memiliki banyak uang, selalu punya sepatu dan baju baru, dan segala kenikmatan-kenikmatan duniawi yang sebenarnya semua itu hanyalah teman sesaat kita di kala hidup di dunia ini. Setelah itu, tak dapat lagi mereka menemani kita di kehidupan selanjutnya. Hanyalah sebuah kain kafan berwarna putih, pakaian agung dari yang teragung, yang akan kita gunakan untuk menghadap Allah swt.
Jangan mengira memiliki semua kemewahan itu bisa membuat kita bahagia. Biasanya kemewahan itu hanyalah modal utama dari rasa keserakahan kita untuk memonopoli diri kita sendiri. SADARLAH! Mungkin semua itu bukan yang terbaik untuk kita. Bisa saja kemewahan itu akan membuat kita lupa akan adanya Allah, akan adanya alam akhirat, akan adanya surga dan neraka, sehingga kita lalai akan kewajiban-kewajiban kita sebagai umat Nabi Muhammad saw.
Jangan pernah mengutuk diri sendiri jika kita terlahir sebagai seorang yang tidak berada. Sebab bisa jadi, yang sedikit itu mungkin bisa membawa kita pada keberkahan, membawa kita pada kebaikan, dan membawa kita pada ketenangan. Bisa jadi yang sedikit itu adalah amal untuk kita sebagai hamba yang selalu berucap syukur pada Allah swt di setiap keadaan. Insya Allah.
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud ra. berkata, Rasulullah bersabda kepada kami, sedang beliau adalah orang jujur dan terpercaya, "Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah (sperma) kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama waktu itu juga kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama waktu itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh kepadanya dan mencatat empat perkara yang telah ditentukan yaitu rizki, ajal, amal perbuatan, dan sengsara atau bahagianya.
Maka demi Allah yang tiada Tuhan selainNya, sesungguhnya ada seseorang diantara kalian beramal dengan amalan penghuni surga, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka ia pun masuk neraka.
Ada seseorang diantara kalian beramal dengan amalan penghuni neraka, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan neraka kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan penghuni surga, maka ia pun masuk surga"(HR. Bukhari dan Muslim)
Yakinlah pada diri sendiri. Rizki, jodoh, dan kematian sudah ditentukan oleh Allah. Kita sebagai hambaNya hanya tinggal menjalani tanpa terlepas dari ikhtiar, do'a, dan tawakkal padaNya, sesuai dengan jalan hidup kita masing-masing.
Minggu, 14 November 2010
Al-Qur'an Adalah Pengharum Abadi
Pernahkah anda mendengar atau membaca sebuah kisah tentang kuburan Abdullah bin ghalib yang berbau wangi???jika diantara anda sudah ada yang pernah mendengar atau membaca maka disini saya hanya ingin mengingatkan kembali tentang kisah tersebut. Seandainya diantara anda masih ada yang belum pernah sama sekali mendengar atau membaca kisah ini maka disini saya akan menuliskan kembali kisah tersebut sebagai suatu pengetahuan yang bisa dipetik hikmah dan pesannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang yang beriman dan bertakwa.
Mungkin diantara anda ada yang pernah mengenal nama “Abdullah bin Ghalib” atau diantara anda masih merasa asing mendengar nama tersebut. Tahukah anda bahwa Abdullah bin Ghalib adalah salah satu dari hamba Allah SWT yang diberi anugerah, yaitu banyak membaca Al-Qur’an dan berpuasa. Dengan banyak membaca Al-Qur’an dan berpuasa, ternyata ketika beliau meninggal dunia pada tahun 152 H dan dikuburkan, menyeruaklah dari kuburannya harum minyak wangi kesturi.
Suatu hari salah satu sahabat beliau bermimpi bertemu dengan beliau dan bertanya, “Wahai Abdullah, apa yang engkau lakukan?”
“Aku melakukan yang terbaik, “ jawab beliau.
“Kemana engkau pergi?” Tanya sahabat beliau.
“Ke surga,” jawab beliau.
“Dengan apa engkau bisa masuk surga?” Tanya sahabat beliau lagi.
“Dengan keyakinan yang amat baik, terus-menerus bertahajud, banyak berpuasa sunnah, dan menjauhi apa yang diharamkan,” jawab beliau.
“Harum wangi apa yang terdapat dalam kuburanmu?” Tanya sahabat beliau.
“Itu adalah wanginya bacaan Al-Qur’an dan banyaknya puasa sunnah,” jawab beliau.
“Wasiatkanlah kami, wahai Abdullah,”
“Berbuatlah yang terbaik buat dirimu. Janganlah berlalu siang dan malam dengan sia-sia,” pesan beliau.
Dari kisah tersebut, dapat kita ambil sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk kehidupan kita dunia-akhirat terutama untuk kehidupan akhirat kelak.
- Kunci utama untuk membuka pintu surga sehingga kita bisa masuk kedalamnya adalah dengan kita memiliki keyakinan yang amat baik, sholat tahajud secara terus-menerus, melakukan banyak berpuasa sunnah dan selalu menjauhi apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Semua itu merupakan kunci untuk masuk kedalam surga-Nya.
- Jika kita ingin tempat tinggal kita yang abadi (kuburan) selalu berbau wangi maka banyak-banyaklah membaca Al-Qur’an kapanpun dan dimanapun. Selain itu, banyaklah berpuasa sunnah.
Sabtu, 13 November 2010
Pengertian cinta sejati dalam islam
Banyak orang berkata tentang cinta, bahkan mengupas seputar misteri cinta, tetapi mereka tidak mampu memberikan pengertian yang hakiki tentang makna cinta yang sebenarnya. Karena istilah “cinta” yang banyak difahami oleh orang-orang awam adalah “nafsu untuk bisa memiliki apa yang diinginkan” yang hanya didasarkan atas penilaian fisik atau duniawi semata. Sehingga istilah “cinta” yang demikian di dalam Al-Qur’an dan Hadits sering disebut dengan istilah syahwat. Cinta yang demikian sangat mudah dimanipulasi oleh syetan, sehingga Alloh subhanahu wa ta’ala memperingatkan hal ini dalam Al-Qur’an :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ
“Dijadikan indah pada ( pandangan ) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkannya, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik ( yaitu surga ).” ( Qs. Ali ‘Imron : 14 )
Sedangkan rasa cinta yang benar adalah rasa suka yang mengikuti keridhoan Alloh ta’ala sebagaimana firman Alloh ‘azza wa jalla :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Alloh yang mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Alloh. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa ( pada hari kiamat ), bahwa kekuatan itu kepunyaan Alloh semuanya, dan bahwa Alloh amat berat siksaan-Nya ( niscaya mereka menyesal ).” ( Qs Al-Baqoroh : 165 )
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga perkara yang barangsiapa ada padanya ketiga perkara tersebut niscaya dia akan mendapati manisnya iman : Alloh dan Rosul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang yang dia tidak mencintainya kecuali karena Alloh, dan membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana dia membenci dilempar ke dalam api neraka.” ( HR. Al-Bukhori dan Muslim )
Sebagai contohnya adalah rasa suka atau cinta ‘Aisyah kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tumbuh seiring dengan tumbuhnya rasa iman di dalam dirinya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Karena seperti yang kita ketahui bahwa ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha dinikahi oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika dia masih berusia 6 tahun – walaupun baru tinggal serumah ketika sudah berusia 9 tahun - yang jelas pada usia semuda itu belum mengerti apa itu cinta. Namun pertambahan ilmunya telah mengantarkannya kepada tumbuhnya perasaan cinta atau suka yang selaras dengan apa yang dikehendaki oleh Alloh ta’ala kepada Rosul-Nya. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara : karena harta bendanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang beragama, maka kamu akan beruntung.” ( HR. Al-Bukhori dan Muslim )
Demikian pula dengan wanita memilih pasangannya berdasarkan salah satu dari keempat alasan di atas, yakni : paras wajah, kekayaan, jabatan atau agama. Rasa cinta yang benar adalah rasa cinta yang mengikuti kecintaannya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Oleh karena itu Alloh ta’ala berfirman :
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji ( pula ), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik ( pula ).” ( Qs. An-Nur : 26 )
Adapun perasaan cinta yang difahami oleh orang-orang awam sebenarnya sekedar cinta dalam pengertiansyahwat, sehingga sering dimanfaatkan syetan untuk menyesatkan manusia. Banyak wanita dan laki-laki yang keluar dari agama Islam atau murtad karena lebih memilih “cinta”-nya bersama pasangannya yang non muslim. Banyak juga kaum laki-laki atau wanita yang menyerahkan kehormatannya kepada pasangan - di luar nikah - dengan mengatasnamakan cinta. Dan masih banyak akibat buruk dari “cinta” yang salah ini.
Kisah pernikahan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dengan ‘Aisyah yang ketika dinikahi belum mengerti arti cinta menunjukkan bahwa cinta yang sebenarnya adalah rasa suka yang didasarkan kepada mencari keridhoan Alloh semata, tanpa terpengaruh oleh godaan paras wajah, kekayaan atau pun jabatan karena ketiga perkara ini adalah fana’ atau pasti akan binasa, tidak akan kekal abadi. Hanya cinta kepada Alloh yang akan bisa kekal abadi hingga perjumpaan kita dengan Alloh ta’ala.
Sehingga CINTA KEPADA ALLOH seharusnya yang menjadi CINTA PERTAMA, CINTA UTAMA dan CINTA SEJATI seorang muslim yang benar-benar beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya. Mencintai apa pun dan siapa pun hanya karena Alloh dan membenci apa pun dan siapa pun juga hanya karena Alloh. Inilah gambaran seorang mu’min sejati. Karena cinta pasti berujung kepada penghambaan atau perbudakan, sehingga siapa pun yang mencinta tidak karena Alloh niscaya dia akan diperbudak oleh perasaan cintanya itu. Namun bila dia mencinta karena Alloh niscaya dia hanya akan menjadi hamba Alloh.
Namun ada sebagian kalangan shufi yang berlebihan sehingga keliru dalam memahami pengertian CINTA KEPADA ALLOH. Sampai ada di antara mereka yang mengatakan : “Ma’afkan aku wahai Nabi Muhammad, karena hatiku telah dipenuhi cinta kepada Alloh sehingga tidak ada ruang untuk mencintai siapa pun selain Alloh. Dan wahai Iblis, engkau memang terlaknat, tetapi hatiku telah dipenuhi oleh cinta kepada Alloh sehingga tidak ada tempat untuk membenci siapa pun.” Ini adalah ucapan sesat dan kufur karena salah dalam memahami makna cinta kepada Alloh ta’ala. Karena konsekuensi dari sebuah cinta adalah mencintai semua apa yang dicintai oleh sang kekasih dan membenci semua apa yang dibenci oleh sang kekasih. Termasuk pula konsekuensi dari cinta kepada Alloh adalah mencintai semua yang Alloh cintai, membenci semua yang Alloh benci, mematuhi semua yang Alloh perintahkan dan meninggalkan semua yang Alloh larang.
Kesalahan dari sebagian penganut shufi lainnya adalah beribadah kepada Alloh hanya dengan dasar cinta kepada Alloh tanpa disertai roja’ atau berharap syurga dan tanpa khouf atau takut dari api neraka. Padahal syurga adalah perwujudan balasan cinta Alloh kepada hamba-hamba-Nya sedangkan neraka adalah perwujudan balasan kemarahan Alloh atas hamba-hamba-Nya. Padahal termasuk konsekuensi dari cinta adalah menginginkan atau mengharap perwujudan cinta dari sang kekasih dan mengkhawatirkan amarah dari sang kekasih.
Doa dan kedudukannya
Allah SWT telah memerintahkan kita agar berdo’a kepada-Nya, juga telah menjelaskan bahwa hanya Dialah yang dapat mengabulkan Do’a. Bukan yang lain. Allah juga memaparkan bahwa sebagian dari do’a dilakukan oleh malaikat-Nya. Maka, Allah menganjurkan kepada setiap muslim agar berdo’a kepada-Nya, baik disaat sempit maupun lapang, di dalam hati, maupun terang-terangan, sehingga ia memperoleh pahala dari Allah.
Tujuan berdo’a tidak lain semata-mata untuk memperoleh pahala dari sisi Allah, sebagai peklaksanaan dari perintah-Nya. do'a juga bisa dikatagorikan sebagai curhatannya umat muslim, baik saat sedih,senang.Do’a adalah satu diantara jenis-jenis ibadah, sama dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, shaum, zakat, dan sebagainya. Maka, seorang mukmin tentu akan berdo’a kepada Allah dan meminta kepada Allah untuk dipenuhi kebutuhannya, atau untuk menjauhkan dari rasa sedih, atau hal-hal lainnya yang berkaitan dengan urusan duniawi atau akhirat.
Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)
Ali Ra berkata, "Rasulullah Saw lewat ketika aku sedang mengucapkan do'a : "Ya Allah, rahmatilah aku". Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, "Berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi." (HR. Ad-Dailami)
Do’a dilakukan sebagai bukti ketundukan kepada Allah dan usaha manusia untuk mendapatkan pahala dari Allah, sekaligus melaksanakan perintah-perintah-Nya. Apabila kebutuhannya terpenuhi, maka itu adalah anugrah dari Allah. Pemenuhan itu pun sesuai (sajalan) dengan aturan-aturan Allah serta berjalan diatas dasar-dasar peraturan sebab-akibat. Jika kebutuhannya tidak dipenuhi, maka tetap mendapatkan pahala.
Berdasarkan penjelasan tadi, do’a bagi seorang muslim, hendaknya merupakan tanda ketundukan kepada Allah, sebagai pelaksanaan perintah-Nya, dan usaha memperoleh pahala dari Allah SWT. Sama saja apkah permohonannya terpenuhi atau tidak. Boleh saja seorang muslim berdo’a dengan bentuk do’a apa pun yang dikehendakinya; baik di dalam hati, diucapakan melalui lisan, atau dengan kalimat apa pun, dan ia tidak terikat dengan bentuk do’a tertentu. Ia boleh berdo’a dengan do’a-do’a yang tercantum dalam Al Qur’an, hadits, dengan bentuk redaksinya sendiri-sendiri atau dengan mengambil do’a yang berasal dari orang lain. Yang penting, ia dituntut untuk berdo’a kepada Allah. Namun demikian yang lebih utama, tentulah bentuk do’a sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an dan Hadits.
sudahkan kita berdo'a hari ini? sudahkan kita curhat kepada Allah? sudahkah kita mengadu kepada Allah?
Wuallahu’alam
Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah 'Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do'amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)
Jumat, 12 November 2010
DETIK-DETIK AKHIR KEHIDUPAN
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Rabbmulah kamu akan dikembalikan. (As-Sajdah:11)
Hari demi hari, bulan demi bulan, bulanpun berganti tahun. Berpuluh tahun yang lalu, waktu itu kita masih dalam rahim ibunda, kemudian terlahir menjadi bayi mungil yang menggemaskan, lalu tumbuh menjadi balita yang lucu, dilanjutkan dengan menjadi anak-anak, kemudian remaja dan jadilah seperti sekarang yaitu menjadi dewasa, menjadi orang tua anak-anaknya ataupun sudah mempunyai cucu. Karena sunnatullah, sebuah ketetapan dari Allah Subhanahu wa ta'ala seiring dengan berjalannya waktu kita manusia pasti akan berubah menjadi tua dan kemudian mati.
Begitu kira-kira gambaran sederhana tentang siklus hidup manusia di dunia. Dalam perjalanannya, kadang-kadang ada orang yang melewati hidupnya sampai ia berumur seratus tahunan lebih, 80an, 60an, atau rata-rata manusia dapat bertahan hidup. Ada pula yang hanya menikmati kehidupan hanya separuh abad. Namun tak jarang pula, yang masih muda, badan terlihat sehat dan sempurna, tidak sedikit yang sudah meregang nyawa, tentu dengan cara dan jalan yang berbeda-beda. Dan banyak pula cerita tentang bayi yang masih dalam kandungan yang belum sempat merasakan hidup di dunia, dan belum sempat merasakan hangat pelukan Ibunya, dibunuh (aborsi) oleh ibunya sendiri lantaran kehadirannya tidak dikehendaki, karena kehamilannya buah dari hubungan yang terlarang yang bisa membawa aib bagi diri dan keluarganya, na'udzubillah min dzalik.
Karena ajal memang tak pernah memilih kita sudah tua atau muda, masih panjangkah jatah waktu kita hidup ataukah sudah habis masa untuk berpijak di bumi ini. Dan kebanyakan dari manusia melupakan akan datangnya kematian, mereka lupa kalau ajal selalu mengintai di manapun mereka berada. Mereka terlupakan oleh ramainya dunia, terlena dengan manisnya syahwat, silau dengan gemerlapnya harta. Terlalu sibuk dengan keinginan-keinginan yang belum kita capai. Adalah baik ketika keinginan atau cita-cita kita adalah hal yang berorientasikan akherat, tapi kebanyakan dari kita dilenakan oleh keinginan-keinginan yang bersifat kesenangan semu belaka.
Sampai-sampai kita lupa bahwa kematian sudah sampai di pelupuk mata. Semua terperdaya oleh hingar-bingarnya dunia ini. Kebanyakan waktu hidupnya digunakan untuk sibuk kesana-kemari menggali, mengelola dan menumpuk harta. Dan saat-saat ketika sakaratul maut itu datang menghampiri barulah ia sadar betapa kehidupan di dunia amatlah singkat, dan merataplah ia dengan penyesalan yang sangat ketika menyadari bahwa umurnya telah habis untuk urusan-urusan pangkat, syahwat dan harta. Tinggallah kini menunggu kedatangan malaikat maut dan merasakan betapa tersiksa dan sakitnya saat sakaratul maut. Sakit yang tak dapat dikira karena amat terasa sakitnya.
Sebagian ulama menegaskan bahwa rasa sakit pada sakaratul maut hanya diketahui hakikatnya oleh orang yang sudah merasakannya. Orang yang belum merasakannya tentu hanya bisa mengetahuinya sekedar berdasarkan analogi dengan berbagai rasa sakit yang pernah dirasakan.
Rasa sakit pada sakaratul maut langsung menghunjam ruh itu sendiri sehingga menerobos seluruh organ-organ tubuhnya, seluruh jaringan sarafnya, seluruh urat-urat. di tubuhnya, bahkan juga seluruh persendian tubuhnya, hingga merambati akar rambut dan kulit dari atas kepala hingga ujung kaki
Jangan tanyakan rasa sakitnya. Sehingga sebagian orang mengatakan bahwa Kematian itu lebih menyakitkan daripada sabetan pedang, daripada gigitan gergaji dan sayatan gunting, karena rasa sakit akibat sabetan pedang, gigitan gergaji, dan sejenisnya hanya dirasakan karena adanya ruh atau nyawa. Bagaimana pula apabila yang dicabut adalah ruh sendiri ? Orang yang ditebas pedang masih dapat berteriak minta tolong karena masih tersisa kekuatan dalam hati dan pada lisannya. Akan tetapi orang yang menghadapi sakaratul maut sudah kehilangan suara dan teriakannya, kekuatannya sudah melemah, dan energi tubuhnya sudah musnah. Hal ini karena musibah sakaratul maut terkadang terlalu berat sehingga menguasai hati dengan rasa sakit yang dahsyat sehingga melumpuhkan seluruh anggota tubuh, mengguncang seluruh organ tubuh, dan melemahkan seluruh jengkal bagian tubuh, sehingga tidak tersisa lagi kekuatan untuk meminta pertolongan.
Bahkan, akal sekalipun telah tertutupi dan terganggu pula karena rasa sakit sakaratul maut; sementara lidah tiba-tiba menjadi bisu. Seluruh anggota tubuh menjadi lemah. Orang yang berada sakaratul maut berharap untuk dapat beristirahat sejenak melalui erangan dan teriakan atau melalui cara lain. Akan tetapi ia tidak mampu melakukannya. Kalaupun masih tersisa kekuatan, pasti saat ruh dicabut dan diangkat dari dalam tubuh akan terdengar gerengan dan suara kerongkongan dan dadanya. Namun, saat itu warna tubuhnya sudah berubah dan rasa sakit sudah menyerang seluruh tubuhnya, bagian luar maupun bagian dalamnya. Hingga akhirnya bagian hitam matanya naik sampai menyentuh kelopak mata, sementara lidah tertarik ke dalam hingga pangkalnya dan jari jemari juga menjadi kaku.
Maka, jangan ditanya lagi kondisi orang tersebut tatkala urat-uratnya seperti tercabut satu persatu. Masing-masing anggota tubuh kemudian mulai menjadi mati secara bertahap. Mulanya kedua kaki menjadi dingin, lalu kedua betisnya, kemudian kedua pahanya. Masing-masing anggota tubuh mengalami sakaratul maut dan mengalami musibah rasa sakit pada saat itu, hingga nyawa sampai di kerongkongan. Pada saat itulah pandangannya terhadap dunia dan penghuninya mulai sirna, dan pintu tobat pun sudah tertutup baginya. Dan tinggallah penyesalan dan kekecewaan yang mendalam menggelayuti dirinya.
Saudaraku tercinta, tidakkah engkau mengetahui bahwa kunjungan malaikat maut itu adalah sesuatu yang pasti ? telah ditakdirkan semenjak masa azali, panjang ataupun pendek umur kita ? Tidakkah kita menyadari bahwa kita semua hanya musafir yang akhirnya akan sampai tujuan dan meninggalkan perjalanannya ? Tidakkah kita menyadari bahwa perputaran hidup ini pasti berhenti, dan perputaran usia semakin mendekati penghujungnya ?.
Tidakkah kita menyadari bahwa setelah kunjungannya kita tidak akan mampu lagi melakukan satu kebajikan sekalipun ? kita tidak akan mampu shalat dua rokaat sekalipun ? Kita tidak akan mampu membaca al-Qur'an satu ayatpun ? Kita tidak akan mampu bertasbih, bertahmid, bertahlil, atau beristighfar satu kalipun. Kita tidak akan mampu berpuasa seharipun, atau bersedekah meski sepeserpun. Kita tidak akan mampu melakukan haji ataupun umroh lagi. Waktu beramal telah berlalu, yang tertinggal adalah hisab dan pembalasan terhadap kebajikan atau dosa-dosa.
Rasulullah solallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
"Perbanyaklah olehmu mengingat penghancur kenikmatan yaitu : mengingat kematian". HR. Tirmidzi dan Nasa'i dan Ibnu Hibban menshohihkannya.
Saudaraku...Manakah persiapan kita untuk berjumpa dengan malaikat maut ? Manakah persiapan kita untuk menghadapi hal-hal dahsyat sesudah kematian ? Dalam kubur, saat ditanya oleh dua malaikat, saat di Padang Mahsyar, saat hisab, saat dibukanya lembaran catatan amal perbuatan, saat meniti jembatan Ash-Shiroth, dan saat berdiri di hadapan Allah 'Aza wa Jalla.
Di waktu yang baik, sehabis shalat, sebelum tidur, saat mentadaburi ayat-ayat-Nya ataupun di penghujung malam ketika kita bersimpuh pasrah di hadapan-Nya, pernahkah terbayang seandainya saja kita mati dalam keadaan yang buruk, mati dalam kubangan lumpur kemaksiatan, mati dalam keadaan su'ul khatimah, sedangkan kita belum sempat untuk bertobat ? dan siapkah kita menanggung azab kubur yang mengerikan ? na'udzubillah min dzalik wallahu a'lam bisshowab.¨
Hari demi hari, bulan demi bulan, bulanpun berganti tahun. Berpuluh tahun yang lalu, waktu itu kita masih dalam rahim ibunda, kemudian terlahir menjadi bayi mungil yang menggemaskan, lalu tumbuh menjadi balita yang lucu, dilanjutkan dengan menjadi anak-anak, kemudian remaja dan jadilah seperti sekarang yaitu menjadi dewasa, menjadi orang tua anak-anaknya ataupun sudah mempunyai cucu. Karena sunnatullah, sebuah ketetapan dari Allah Subhanahu wa ta'ala seiring dengan berjalannya waktu kita manusia pasti akan berubah menjadi tua dan kemudian mati.
Begitu kira-kira gambaran sederhana tentang siklus hidup manusia di dunia. Dalam perjalanannya, kadang-kadang ada orang yang melewati hidupnya sampai ia berumur seratus tahunan lebih, 80an, 60an, atau rata-rata manusia dapat bertahan hidup. Ada pula yang hanya menikmati kehidupan hanya separuh abad. Namun tak jarang pula, yang masih muda, badan terlihat sehat dan sempurna, tidak sedikit yang sudah meregang nyawa, tentu dengan cara dan jalan yang berbeda-beda. Dan banyak pula cerita tentang bayi yang masih dalam kandungan yang belum sempat merasakan hidup di dunia, dan belum sempat merasakan hangat pelukan Ibunya, dibunuh (aborsi) oleh ibunya sendiri lantaran kehadirannya tidak dikehendaki, karena kehamilannya buah dari hubungan yang terlarang yang bisa membawa aib bagi diri dan keluarganya, na'udzubillah min dzalik.
Karena ajal memang tak pernah memilih kita sudah tua atau muda, masih panjangkah jatah waktu kita hidup ataukah sudah habis masa untuk berpijak di bumi ini. Dan kebanyakan dari manusia melupakan akan datangnya kematian, mereka lupa kalau ajal selalu mengintai di manapun mereka berada. Mereka terlupakan oleh ramainya dunia, terlena dengan manisnya syahwat, silau dengan gemerlapnya harta. Terlalu sibuk dengan keinginan-keinginan yang belum kita capai. Adalah baik ketika keinginan atau cita-cita kita adalah hal yang berorientasikan akherat, tapi kebanyakan dari kita dilenakan oleh keinginan-keinginan yang bersifat kesenangan semu belaka.
Sampai-sampai kita lupa bahwa kematian sudah sampai di pelupuk mata. Semua terperdaya oleh hingar-bingarnya dunia ini. Kebanyakan waktu hidupnya digunakan untuk sibuk kesana-kemari menggali, mengelola dan menumpuk harta. Dan saat-saat ketika sakaratul maut itu datang menghampiri barulah ia sadar betapa kehidupan di dunia amatlah singkat, dan merataplah ia dengan penyesalan yang sangat ketika menyadari bahwa umurnya telah habis untuk urusan-urusan pangkat, syahwat dan harta. Tinggallah kini menunggu kedatangan malaikat maut dan merasakan betapa tersiksa dan sakitnya saat sakaratul maut. Sakit yang tak dapat dikira karena amat terasa sakitnya.
Sebagian ulama menegaskan bahwa rasa sakit pada sakaratul maut hanya diketahui hakikatnya oleh orang yang sudah merasakannya. Orang yang belum merasakannya tentu hanya bisa mengetahuinya sekedar berdasarkan analogi dengan berbagai rasa sakit yang pernah dirasakan.
Rasa sakit pada sakaratul maut langsung menghunjam ruh itu sendiri sehingga menerobos seluruh organ-organ tubuhnya, seluruh jaringan sarafnya, seluruh urat-urat. di tubuhnya, bahkan juga seluruh persendian tubuhnya, hingga merambati akar rambut dan kulit dari atas kepala hingga ujung kaki
Jangan tanyakan rasa sakitnya. Sehingga sebagian orang mengatakan bahwa Kematian itu lebih menyakitkan daripada sabetan pedang, daripada gigitan gergaji dan sayatan gunting, karena rasa sakit akibat sabetan pedang, gigitan gergaji, dan sejenisnya hanya dirasakan karena adanya ruh atau nyawa. Bagaimana pula apabila yang dicabut adalah ruh sendiri ? Orang yang ditebas pedang masih dapat berteriak minta tolong karena masih tersisa kekuatan dalam hati dan pada lisannya. Akan tetapi orang yang menghadapi sakaratul maut sudah kehilangan suara dan teriakannya, kekuatannya sudah melemah, dan energi tubuhnya sudah musnah. Hal ini karena musibah sakaratul maut terkadang terlalu berat sehingga menguasai hati dengan rasa sakit yang dahsyat sehingga melumpuhkan seluruh anggota tubuh, mengguncang seluruh organ tubuh, dan melemahkan seluruh jengkal bagian tubuh, sehingga tidak tersisa lagi kekuatan untuk meminta pertolongan.
Bahkan, akal sekalipun telah tertutupi dan terganggu pula karena rasa sakit sakaratul maut; sementara lidah tiba-tiba menjadi bisu. Seluruh anggota tubuh menjadi lemah. Orang yang berada sakaratul maut berharap untuk dapat beristirahat sejenak melalui erangan dan teriakan atau melalui cara lain. Akan tetapi ia tidak mampu melakukannya. Kalaupun masih tersisa kekuatan, pasti saat ruh dicabut dan diangkat dari dalam tubuh akan terdengar gerengan dan suara kerongkongan dan dadanya. Namun, saat itu warna tubuhnya sudah berubah dan rasa sakit sudah menyerang seluruh tubuhnya, bagian luar maupun bagian dalamnya. Hingga akhirnya bagian hitam matanya naik sampai menyentuh kelopak mata, sementara lidah tertarik ke dalam hingga pangkalnya dan jari jemari juga menjadi kaku.
Maka, jangan ditanya lagi kondisi orang tersebut tatkala urat-uratnya seperti tercabut satu persatu. Masing-masing anggota tubuh kemudian mulai menjadi mati secara bertahap. Mulanya kedua kaki menjadi dingin, lalu kedua betisnya, kemudian kedua pahanya. Masing-masing anggota tubuh mengalami sakaratul maut dan mengalami musibah rasa sakit pada saat itu, hingga nyawa sampai di kerongkongan. Pada saat itulah pandangannya terhadap dunia dan penghuninya mulai sirna, dan pintu tobat pun sudah tertutup baginya. Dan tinggallah penyesalan dan kekecewaan yang mendalam menggelayuti dirinya.
Saudaraku tercinta, tidakkah engkau mengetahui bahwa kunjungan malaikat maut itu adalah sesuatu yang pasti ? telah ditakdirkan semenjak masa azali, panjang ataupun pendek umur kita ? Tidakkah kita menyadari bahwa kita semua hanya musafir yang akhirnya akan sampai tujuan dan meninggalkan perjalanannya ? Tidakkah kita menyadari bahwa perputaran hidup ini pasti berhenti, dan perputaran usia semakin mendekati penghujungnya ?.
Tidakkah kita menyadari bahwa setelah kunjungannya kita tidak akan mampu lagi melakukan satu kebajikan sekalipun ? kita tidak akan mampu shalat dua rokaat sekalipun ? Kita tidak akan mampu membaca al-Qur'an satu ayatpun ? Kita tidak akan mampu bertasbih, bertahmid, bertahlil, atau beristighfar satu kalipun. Kita tidak akan mampu berpuasa seharipun, atau bersedekah meski sepeserpun. Kita tidak akan mampu melakukan haji ataupun umroh lagi. Waktu beramal telah berlalu, yang tertinggal adalah hisab dan pembalasan terhadap kebajikan atau dosa-dosa.
Rasulullah solallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
"Perbanyaklah olehmu mengingat penghancur kenikmatan yaitu : mengingat kematian". HR. Tirmidzi dan Nasa'i dan Ibnu Hibban menshohihkannya.
Saudaraku...Manakah persiapan kita untuk berjumpa dengan malaikat maut ? Manakah persiapan kita untuk menghadapi hal-hal dahsyat sesudah kematian ? Dalam kubur, saat ditanya oleh dua malaikat, saat di Padang Mahsyar, saat hisab, saat dibukanya lembaran catatan amal perbuatan, saat meniti jembatan Ash-Shiroth, dan saat berdiri di hadapan Allah 'Aza wa Jalla.
Di waktu yang baik, sehabis shalat, sebelum tidur, saat mentadaburi ayat-ayat-Nya ataupun di penghujung malam ketika kita bersimpuh pasrah di hadapan-Nya, pernahkah terbayang seandainya saja kita mati dalam keadaan yang buruk, mati dalam kubangan lumpur kemaksiatan, mati dalam keadaan su'ul khatimah, sedangkan kita belum sempat untuk bertobat ? dan siapkah kita menanggung azab kubur yang mengerikan ? na'udzubillah min dzalik wallahu a'lam bisshowab.¨
Umur yang mencair seperti es
Cepat sekali waktu berlalu. Mengalir tak pernah berhenti. Jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik, bergerak. Waktu tak dapat ditunda, tak dapat ditahan dan tak mungkin ada yang mampu mengulang. Itu artinya, usia kita pun berkurang. Kita... semakin dekat ke liang lahat. Saudaraku, entah, apakah pertambahan dan perguliran waktu itu, berarti mendekatkan diri kita pada kenikmatan surga. Atau mendekatkan kita pada kesengseraan neraka. Nauzubillah....
Rasul saw. Menyifatkan cepatnya perjalanan waktu kehidupan seperti perjalanan seorang musafir yang hanya sejenak berhenti di bawah pohon di tengah perjalanan yang amat panjang. Para ulama juga banyak menguraikan ilustrasi tentang hidup yang amat singkat ini. "Umurmu akan mencair seperti mencairnya es, " kata Imam Ibnul Jauzi. (Luthfu fil Wa'z, 31)
Saudaraku, sahabatku,
Semoga Allah memberkahi sisa usia kita, Permasalah terbesar setiap orang adalah ketika kecepatan umur dan waktu hidupnya tidak seiring dengan kecepatannya untuk menyelamatkan diri dari penderitaan abadi di akhirat. Ketika, usia yang sangat terbatas itu tidak berfungsi sebagai pelindung diri dari beratnya adzab dan siksa Allah swt. Di saat, banyaknya hembusan dan tarikan nafasnya tak sebanding dengan upaya dan jihadnya untuk terhindar dari lubang kemurkaan Allah. Ketika, jumlah detak jantung dan aliran darah yang di pompa di dalam tubuhnya, tak sebanyak gerak dan tingkahnya untuk menjauhi berbagai kemaksiatan yang dapat memunculkan kesengsaraan akhirat.
Saudaraku,
Sesungguhnya jiwa kita adalah milik Allah dan kepada-Nya lah jiwa ini akan kembali....
Suasana hati seperti inilah yang perlu kita tumbuhkan. Adakah di antara kita yang tidak mempunyai dosa? Atau merasa mampu menebus kotoran dan dosa yang telah dilakukan selama puluhan tahun usia yang telah lewat? Tentu tidak. Perasaan kurang, merasa banyak melakukan kemaksiatan, lalu menimbulkan penyesalan adalah bagian dari pintu-pintu rahmat Allah yang akan mengantarkan kita pada taubat. Suasana hati seperti inilah yang akan mendorogng pemilikinya bertekad mengisi hari dengan amal yang lebih untuk menebus kesalahan yang lalu.
Saurdaraku, mari menangguk pahala, meraih rahmat dan ampunan Allah sebanyak-banyaknya sekarang juga. Perbanyaklah dzikir, bersedekah, berjihad dan beramal shalih.....Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan. Sekarang dan jangan tunda-tunda lagi niat baik kita.... Semoga Allah meneguhkan kekuatan kita untuk melakukan kebaikan yang kita niatkan...
Amiiin.
Sebuah Renungan, Teguran, Sekaligus Doa..
Kawan, hidup ini ternyata,tidak sekedar mengejar cita-cita pribadi saja.
Di luar sana masih banyak orang tidak punya rumah. Masih banyak orang yg bahkan tidak tahu apakah besok pagi dia masih bisa makan. Masih banyak anak-anak yang bahkan tidak tahu sampai kapan mereka akan terus tidur beratapkan langit, yang bahkan terkadang memuntahkan air dan beralaskan tanah yang keras.
Masih banyak mereka yang masa depannya tidak jelas. Tapi sayangnya kita sering lupa akan hal itu....
Seringkali kita hanya ingat dan berempati hanya saat penderitaan mereka disodorkan depan muka kita. Selebihnya, mungkin kita lupa. Padahal seharusnya kita lah yang mencari tahu. Kita yang mencari fakta-fakta, bukan menunggu untuk ditemukan oleh fakta. Tapi sayangnya, kenyataan yang sering terjadi adalah kita hanya menunggu.
Masih banyak mereka yang tidak mandi karena alasan-alasan yang mungkin bagi kita mudah saja, seperti air bersih, sabun, dll.
Sedangkan kita pun mungkin secara sadar maupun tidak sering membuang-buang air bersih atau memiliki banyak sabun yang tidak terpakai.
Masih banyak mereka yg tidak memiliki baju selain yang menempel di tubuh mereka dan kita masih sempat mengeluh ngeluh karena baju kotor yang menumpuk? Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung memiliki banyak baju.
Masih banyak mereka yang tidak memiliki orang tua dan kita terkadang sering menggerutu hanya karena ditegur orang tua?
Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung karena masih diizinkan Allah untuk mewujudkan rasa sayang dan membalas kebaikan orang tua kita.
Seringkali kita mengeluh dan mengomel karena kelelahan berjalan kaki. Ingatlah kawan..itu artinya kita masih punya kaki dan tubuh yang berfungsi dengan baik.
Apapun yang terjadi..
Seburuk apapun keadaan kita, cobalah kita pandang dari sudut pandang yang berbeda.
Dan kita akan menemukan dan pada akhirnya mengerti cara Allah menyayangi, mendidik, dan memberi yang terbaik untuk kita.
Because we are loved
Tapi kenapa kita sering lupa?
Kenapa kita sering tidak berinfaq jika tidak diminta?
Kenapa tidak mencari tahu di mana kita bisa berinfak?
Kawan..
Hidup tidak hanya bersemangat berprestasi dalam bidang akademik, organisasi, atau pekerjaan.
Semua itu bagus sekali namun semangat dan prestasi luar biasa itu tidak ada artinya bila implementasinya sama dengan nol.
Tidak ada artinya bila ternyata kita sampai lupa dengan orang-orang di luar sana.
Mereka yang menjadi korban kemerdekaan yang belum merdeka.
Mereka yang menjadi korban para pejabat yang bagai kacang lupa kulitnya itu.
Mereka yang terlupakan, mereka yg dibohongi, mereka yang tertindas, mereka yg terjajah oleh 'kemerdekaan' negeri ini.
Kawan..
Bersyukurlah punya banyak makanan, banyak sekali orang yang kelaparan di dunia ini.
Di Ethiopia, India, Indonesia, atau bahkan mungkin beberapa meter dari tempat kita duduk saat ini.
Jadi ingatlah kawan..Jangan sampai kita membiarkan makanan membusuk di kulkas atau menjadi basi di dalam lemari / tudung saji.
Kawan..
Mari kita luangkan waktu..,untuk bersyukur
Ya, untuk bersyukur
Karena selalu harus ada waktu untuk bersyukur
Jangan sampai kita bersikap tidak tahu diri
Jangan sampai kita rutin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman namun tidak ingat untuk berterima kasih kepada Allah.
Kawan...
Mari kita menghargai setiap waktu yang terlewat karena waktu tidak dapat berputar kembali. Bahkan Leonardo Da Vinci pernah menyatakan keheranannya mengenai manusia yang sering tidur. Ia berpendapat manusia hidup tersebut seperti orang mati saja karena apa bedanya orang yang masih hidup dengan yang sudah meninggal apabila yang hidup juga tidak melakukan apa-apa (baca: sia2)?
Kawan..
Lihat ke negeri Palestina sana..
Ke negeri para bayi yang terlahir untuk hidup di surga
Ke negeri yg para penghuninya waspada setiap saat terhadap pengeboman, penjarahan, pembunuhan, dan segala ketidakadilan yg dilakukan oleh orang2 yg mengatasnamakan perebutan kembali tanah milik mereka.
Ke negeri yang pedih karena para muslim yg seharusnya bertitel saudara tidak bertindak seperti saudara (baca: tidak mendukung)
Kawan..
Skali lagi, ingatlah..
Kita harus peka
Selalu lihat ke bawah tapi jangan lupa lihat ke atas juga
Selalu lihat ke depan tapi sesekali jangan lupa untuk menoleh ke belakang juga.
In order to be a better person, we can't improve urself only without caring 4 others
Kawan..bayangkanlah kesepiannya mereka yang tidak memiliki keluarga, mereka yg dimusuhin, dikucilkan, apalagi kesepian dan kepedihan orang-orang yang ditinggal mati keluarganya yang terbunuh di depan mata mereka.
Kawan...
Jangan terlalu sedih walaupun kadang orang suka meremehkan kita.
Di belahan dunia di sebelah mana pun, banyak sekali orang-orang terbuang yg mungkin jauuuuhh lebih tersakiti daripada kita
Mereka dianggap hina. Mereka dipandang rendah.
Entah berapa banyak cacian yg sudah mereka dengar.
Perlakuan kasar yang mereka dapat juga tak terhitung.
Lihatlah semuanya lebih dekat..dan kita akan sadar betapa sempurnanya hidup kita, paling tidak bagi diri kita sendiri.
Mari sejenak bermuhasabah
Saudaraku,
Kita marah jika quran diinjak-injak
namun ia utuh.. tak tersentuh
bertahun-tahun lamanya
Tanpa rasa bersalah tuk tidak membaca, dan mengamalkannya
Sebaliknya, kita duduk tak berdaya di depan Televisi
menikmati tontonan yang jauh dari tuntunan
meresapi tampilan pengumbar syahwat dan hiburan belaka
Kita geram saat Nabi kita difitnah dan dilecehkan
padahal beliau akan tetap mulia,
Bahkan Allah dan para malaikatpun bershalawat padanya
Namun, tanpa beban dan rasa bersalah
kita mengidolakan artis kesayangan yang sedang naik daun
sampai seluruh kehidupan mereka ditiru
Baru tahu rasa, saat terbongkar aib artis tersebut
yang dulu suka 100 %, berbalik mengutuk 1000%
Kita naik pitam saat Islam dihina
bahkan preman yang biasa togel dan suka minuman pun
turut membela..kalau perlu siap mati
Namun, saat kumandang Adzan memanggil
Nyaris tak terdengar, terkalahkan oleh derap musik kesayangan
atau terkalahkan oleh kesibukan dunia yang melenakan
Mesjid sepi pengunjung, mal dan kafe kebanjiran jamaah
Pengajian keislaman didominasi Ibu-ibu dan lansia
konser musik dijejali generasi muda bangsa
Balita lebih hafal lagu-lagu Indonesia
ketimbang hafalan juz 'ama
Orang tua membanggakan anaknya yang mempunyai gelar bergengsi
dengan IPK di 3,5
dan tak pernah khawatir moralnya 0,5 bahkan nyaris minus
Memaksakan anaknya jadi PNS atau kerja di perusahaan ternama
dengan ratusan juta rupiah 'Ucapan Terimakasih', suap yang berganti nama
Sahabat, jadi teringat kata-kata seorang khotib jum'at
yang memetik sebuah hadist yang disabdakan Rasulullah SAW
"Di akhir zaman nanti, tiadalah Islam kecuali namanya"
Akankah ini terjadi di zaman ini?
Tidak saudaraku, ku harap dan kuyakin tidak saat ini
Karena setidaknya..
Masih ada dirimu, keluargamu, dan kita semua
yang smangat untuk meyakini , mempelajari dan
smangat mendakwahkan Islam dengan cinta kasih
Mari, sama-sama bermuhasabah
Apakah Allah masih ada dalam hatimu?
Apakah quran menjiwai seluruh liku hidupmu?
Apakah Masjid menjadi rumah favoritmu?
Apakah Sholat menjadi istirahat jiwamu?
Apakah keadilan dan kebenaran kewibaan sikapmu?
Rabu, 10 November 2010
MENGINGAT MATI
Kematian adalah permulaan kepada kehidupan baru yang kekal abadi (akhirat). Yakin dengan sebenar-benar yakin akan alam akhirat sangat dituntut karena merupakan penjabaran dari rukun iman yang kelima.
Sabda Rasulullah:
"Perbanyakkanlah mengingati mati, niscaya akan meremehkan berbagai kelezatan.” (An Nasai, Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
Ketika Malaikat maut datang menemui Nabi Yaakub AS untuk mencabut nyawa, beliau bertanya, "Bukankah aku minta agar dikirimkan utusan terlebih dahulu"
Malaikat maut menjawab, "Demi Allah telah banyak utusanku memberi peringatan wahai nabi Allah,
Jawab Nabi Yaakub ,"Aku tidak mengetahui dan mengenalinya,"
Jawab malaikat maut pula, "Yaitu berupa sakit, uban, pendengaran kurang dan penglihatan kabur."
Rasulullah bersabda, "Berziarahlah kubur karena ia dapat mengingatkan kamu kepada Akhirat. Mandikan orang mati karena mengurus jasad orang mati merupakan peringatan yang mendalam. Dan shalatkan jenazah karena ia dapat menyedihkan hati kamu karena orang yang bersedih dibawah naungan Allah SWT berarti bersedia dengan segala kebajikan. (Dari Abu Dzar)
Barang siapa yang banyak menginggat mati akan mengutamakan 3 perkara:
1. Segera bertaubat, karena yakin mati akan datang dengan tiba-tiba, tanpa disangka dan tidak mengira tempat.
2. Berhati tenang dan senantiasa mewaspadai hati dari dihingapi dan dikotori ole berbagai mazmumah (sifat keji). Dan sentiasa mengingati Allah SWT.
3. Rajin beribadah dan taat, dunia ini adalah tempat beramal dan akhirat adalah tempat perhitungan.
Tanda-tanda orang yang melupakan mati
1. Menunda-nunda taubat, akhirnya mati dalam keadaan membawa dosa dan belum bertaubat. Seringkali berangan-angan karena menyangka mati masih lambat dan umur akan panjang.
2. Tidak rela hidup sederhana akhirnya memburu kesenangan dan kemewahan dunia hingga lalai dari menginggati Allah SWT. Sering merasa kecewa dan putus asa seolah-olah dunia ini segala-galanya. Terlalu mementingkan diri sendiri dan sanggup menindas orang lain
3. Malas beribadah, kelezatan menikmati nikmat dunia menyebabkan lenyapnya kelezatan beribadah pada Allah SWT. Hilang kemanisan ibadah, malah merasakan kosong dan tidak bermanfaat.
Allah SWT Berfirman :
Audzubillahi minasy syathonirrojim
1. Kullu nafsindza iqotul maut (Setiap yang bernyawa akan mengalami kematian)
2. Faidza ja’a Ajaluhum laa yasta’khiruna sa’ah wala yastaqdimun (Maka apabila datang waktu kematian tidaklah dapat diundur dan tidakpula dapat dimajukan.)
3. Wamal hayatuddun ya illa mata’ul ghuruur (Sesungguhnya dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.) Shodaqollohul adhim.
Semoga Bermanfaat
Wassalam
Langganan:
Postingan (Atom)